UTS-4 My SHAPE
Welcome to My SHAPE
SHAPE Framework
Berikut adalah pemetaan lima dimensi fundamental diri saya yang menjelaskan mengapa saya beroperasi seperti seorang “eksplorator” di “laboratorium” saya sendiri, sesuai dengan panduan dari dokumen My SHAPE.
S - Signature Strengths (Kekuatan Khas)
- Rasa Ingin Tahu (Curiosity): Dorongan utama saya untuk “bereksperimen”. Inilah yang membuat saya mendaftar lomba Datavidia & IFEST dan membangun ThinkBoard hanya untuk “mengumpulkan data”.
- Cinta Belajar (Love of Learning): Saya lebih menghargai “data” yang didapat dari kegagalan daripada “kemenangan” itu sendiri. Ini adalah inti dari filosofi Laboratorium Eksplorasi saya.
- Resiliensi / Kegigihan (Perseverance): Kemampuan untuk bangkit kembali setelah “eksperimen” gagal, seperti yang pertama kali saya pelajari saat TPB.
H - Heart (Minat, Nilai, Kepedulian)
- Pertumbuhan (Growth): Nilai inti saya yang paling fundamental. Saya harus terus bergerak dan belajar. Bagi saya, “vonis” terburuk adalah stagnasi, bukan kegagalan.
- Kemandirian / Otonomi (Autonomy): Nilai ini adalah fondasi dari UTS-2 (I am enough). Saya harus bisa menjadi jaring pengaman saya sendiri.
- Minat pada Teknologi: “Laboratorium” saya berfokus pada Software Engineering. Ini adalah bidang tempat saya memilih untuk menjalankan semua eksperimen saya.
A - Abilities (Kemampuan Andal)
- Analisis & Pemecahan Masalah: Keterampilan yang saya gunakan sehari-hari, baik saat debugging ThinkBoard maupun menganalisis mengapa saya gagal di lomba.
- Belajar Mandiri (Self-Learning): Kemampuan untuk mempelajari tech stack baru (seperti MERN) sendirian untuk proyek pribadi.
- Keterampilan Teknis (Hard Skills): Web Development (MERN Stack), Data Analysis (Python, SQL).
P - Personality (Gaya Kerja & Kolaborasi)
- Reflektif & Introspektif: Gaya kerja saya sangat internal. Saya perlu “berdialog dengan diri sendiri” (seperti di UTS-2) untuk memproses hasil dan kegagalan.
- Logis & Analitis: Saya cenderung memproses emosi (seperti kekecewaan) secara logis. Saya mengubah “rasa malu” menjadi “data yang bisa ditindaklanjuti”.
- Berani Mengambil Risiko (Calculated Risk-Taker): Saya secara sadar memilih untuk “bereksperimen” (ikut lomba) yang berisiko gagal demi mendapatkan “data” (Pertumbuhan).
E - Experiences (Pengalaman Pembentuk)
- Kegagalan Ujian Pertama di TPB: “Lembah” yang menjadi origin story saya (dijelaskan di UTS-3). Di sinilah saya belajar mengubah “vonis” menjadi “data”.
- Proyek Pribadi (ThinkBoard): Eksperimen pertama yang membuktikan bahwa saya bisa belajar skill baru (A) secara mandiri (H).
- Kegagalan Lomba (Datavidia & IFEST): Tes lapangan pertama untuk filosofi saya. Pengalaman ini membuktikan bahwa pelajaran dari TPB (E) benar-benar telah mendarah daging.
Piagam Diri (Self-Charter)
Aku berkomitmen untuk menggunakan Rasa Ingin Tahu (S) dan kemampuan Analisis (A) sebagai mesin utama Laboratorium Eksplorasi-ku. Dengan berpegang teguh pada nilai Pertumbuhan (H) dan Kemandirian (H), aku secara Logis (P) akan terus mengubah setiap Kegagalan (E) menjadi data yang berharga.
Misi hidupku adalah tidak pernah berhenti bereksperimen, tidak pernah takut pada “data” yang buruk, dan selalu percaya pada diriku sendiri—sebuah kepercayaan yang “tak masuk logika” seperti di lagu Tarot—untuk menanggung prosesnya.
Identitas Naratif
Dulu, aku melihat diriku sebagai “Siswa yang Takut Gagal”. Ceritaku adalah tentang kengerian menghadapi Kegagalan TPB (E). Aku melihat nilai jelek sebagai “vonis” atas kemampuan diriku. Aku adalah korban pasif dari kurikulum.
Kini, aku sadar narasiku telah berevolusi. Aku melihat diriku sebagai “Sang Eksplorator Metodis”.
Ceritaku bukan lagi tentang menghindari kegagalan; ini tentang mencari kegagalan yang produktif. Aku menemukan bahwa Resiliensi (S) adalah kekuatanku yang sebenarnya. Pengalaman di lomba (E) mengajarkanku bahwa Kemandirian (H) dan Kecintaan Belajar (S) adalah jaring pengaman saya.
Aku belajar bahwa skill terpenting bukanlah sekadar bisa coding (A), tapi memiliki Gaya Kerja Logis (P) untuk memproses kegagalan, dan keberanian untuk berkata “Padamu (diriku) ku percaya” (H), bahkan ketika seluruh data berkata aku salah.